Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat memberikan klarifikasi atas kabar yang menyebutkan ada kemunculan harimau sumatra yang menyerang ternak warga di Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Dilansir dari republika.co.id dan jpnn.com, Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto mengungkapkan, berdasarkan tinjauan tim di lapangan ternyata harimau hanya menampakkan diri tanpa melukai hewan ternak, seperti yang sempat dilaporkan warga. “Jadi, warga melihat dua ekor harimau jalan-jalan dari kejauhan. Tapi tidak ganggu apapun, tidak ngamuk dan melukai kerbau,” terang Erly.
=====
Kategori: Klarifikasi
=====
Isi Klarifikasi lengkap:
Kemunculan dua ekor harimau di Palupuah, Kabupaten Agam, Sumatra Barat sempat membuat heboh masyarakat sekitar. Kehadiran kedua harimau tersebut disebutkan telah menyerang ternak warga sekitar. Menanggapi hal tersebut, Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat memberikan klarifikasi bahwa tidak ada penyerangan kepada ternak warga.
Dilansir dari republika.co.id dan jpnn.com, Kepala BKSDA Sumbar Erly Sukrismanto mengungkapkan, berdasarkan tinjauan tim di lapangan ternyata harimau hanya menampakkan diri tanpa melukai hewan ternak, seperti yang sempat dilaporkan warga. Bersama warga, Erly melanjutkan, tim BKSDA memastikan tidak ada hewan ternak warga yang terluka.
“Jadi, warga melihat dua ekor harimau jalan-jalan dari kejauhan. Tapi tidak ganggu apapun, tidak ngamuk dan melukai kerbau,” terang Erly.
Erly menambahkan, kedua harimau sumatra yang terlihat oleh warga pada Sabtu (21/4) sore diperkirakan masih memiliki relasi dengan ‘Sopi Rantang’, harimau sumatra berusia 2 tahun yang lebih dulu masuk perangkap pada Sabtu (14/4). Menurut pengakuan warga, Erly menjelaskan, kedua harimau yang muncul belakangan terdiri dari dua ekor, yakni seekor dewasa dan seekor lagi diperkirakan berusia beberapa tahun.
“Menurut warga, keduanya hanya jalan santai saja,” kata Erly.
Untuk menindaklanjuti laporan warga, Erly mengatakan, BKSDA Sumatra Barat tengah melakukan survei lapangan menentukan titik yang tepat untuk memasang perangkap. Dua unit perangkap yang hendak dipasang dipasang tidak jauh dari lokasi penangkapan harimau Sopi Rantang. Pemindahan perangkap diharapkan bisa mempercepat proses evakuasi untuk menghindari konflik dengan warga.
“Tapi yang perlu diingat, bila memang harimau aman, tidak mengganggu warga, ya cukup dihalau saja,” ujar Erly.
=====
Referensi:
http://nasional.republika.co.id/…/p7ksrt280-bksda-sumbar-kl…
https://www.jpnn.com/…/hati-hati-2-harimau-sumatera-berkeli…