“Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melalui keterangan tertulisnya menyatakan, rockmelon Australia belum pernah ada yang masuk ke Indonesia. Dengan begitu, larangan ini diadakan sebatas informasi dan masyarakat diminta tidak perlu resah karena melon di dalam negeri masih aman dikonsumsi. “Buah melon yang beredar di pasaran saat ini murni buah lokal dari petani Indonesia dan kami menjamin buah tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi,” tutur Banun.”
KATEGORI
Klarifikasi.
======
SUMBER
Pertanyaan dari beberapa anggota FAFHH.
======
NARASI
–
======
REFERENSI
(1) https://goo.gl/ACk5kc, “Ini Penjelasan Mentan soal Larangan Rockmelon Australia ke Indonesia
ANDRI DONNAL PUTERA
Kompas.com – 08/03/2018, 18:48 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerbitkan surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 207/Kpts/KR.040/3/2018 tentang menutup rockmelon asal Australia ke Indonesia.
Hal tersebut dilatar belakangi oleh temuan Kejadian Luar Biasa (KLB) bakteri dari komoditas tersebut yang membuat beberapa orang meninggal dunia.
“Pokoknya kami protect pertanian Indonesia, (rockmelon Australia) enggak boleh masuk,” kata Amran saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).
Larangan itu telah diberlakukan per 3 Maret 2018 lalu sampai saat ini. Adapun surat Keputusan Menteri tersebut juga sudah dikoordinasikan dengan Kedutaan Besar Australia di Indonesia.
Baca juga: Waspadai Listeria, Barantan Perketat Pengawasan Melon dari Australia
rock melon
Kementan juga memastikan, jika ada pengiriman rockmelon Australia sejak 3 Maret, akan dilakukan penolakan dan selanjutnya dimusnahkan. Adapun pihak yang melaksanakan aturan Kementan mengenai larangan rockmelon ini adalah Badan Karantina Pertanian.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melalui keterangan tertulisnya menyatakan, rockmelon Australia belum pernah ada yang masuk ke Indonesia. Dengan begitu, larangan ini diadakan sebatas informasi dan masyarakat diminta tidak perlu resah karena melon di dalam negeri masih aman dikonsumsi.
“Buah melon yang beredar di pasaran saat ini murni buah lokal dari petani Indonesia dan kami menjamin buah tersebut sehat dan aman untuk dikonsumsi,” tutur Banun.
Penulis: Andri Donnal Putera
Editor: Erlangga Djumena”.
(2) https://goo.gl/Co2d77, “Rabu 07 Maret 2018, 18:11 WIB
Lagi! Melon Terkontaminasi Bakteri Renggut Korban Jiwa di Australia
Rita Uli Hutapea – detikNews
Foto: iStock
New South Wales – Korban jiwa akibat wabah bakteri listeria yang terkait buah melon di Australia telah bertambah. Satu orang lagi meninggal setelah mengkonsumsi melon yang terkontaminasi bakteri listeria.
Dengan demikian, sejauh ini sudah empat orang yang meninggal akibat wabah bakteri yang menyebabkan penyakit listeriosis ini, dengan total kasus sebanyak 17 orang.
Otoritas pangan negara bagian New South Wales (NSW) menyatakan, wabah ini terkait dengan melon yang ditanam para petani di bagian timur negara bagian tersebut.
“Ada dua korban jiwa di NSW dan dua di Victoria,” demikian disampaikan pihak Kesehatan NSW seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (7/3/2018). Ditambahkan bahwa jumlah penderita secara nasional kini tercatat sebanyak 17 orang.
Vicky Sheppeard, direktur penyakit menular di Kesehatan NSW menyatakan, semua melon terkontaminasi telah ditarik dari berbagai supermarket pada 28 Februari lalu.
“Biasanya, sekitar sepertiga orang yang menderita penyakit listeriosis, meninggal setiap tahun. Kebanyakan kasus tersebut tidak terkait dengan wabah seperti yang kita lihat saat ini dengan kontaminasi melon,” tuturnya.
Penyakit listeriosis yang disebabkan oleh bakteri listeria ini, menyebabkan gejala-gejala seperti flu dan bisa memicu mual, diare, infeksi aliran darah dan otak.
Bakteri listeria sebenarnya tidak menyebabkan penyakit pada kebanyakan orang, namun bisa menimbulkan penyakit dan kematian bagi mereka yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang lanjut usia, bayi baru lahir dan wanita hamil.
Bakteri ini ditemukan di tanah, air dan tumbuhan dan bisa mengkontaminasi makanan kapanpun selama proses produksi, mulai dari saat panen hingga penyajian.
(ita/ita)”
======
Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/611661215833084/