“Klaim di bagian “Pada wawancara dengan media setempat” tidak menyertakan sumber informasi kejadian (wawancara) dan “media setempat” seperti yang diklaim, tidak ada informasi sumber jelas yang bisa diverifikasi untuk memeriksa validitas informasi yang disampaikan. Tipikal hoax yang menggunakan teknik AtA (Appeal to Authority).”
SUMBER
(1) Pertanyaan dari salah satu anggota FAFHH.
(2) https://goo.gl/qubb7S, situs Radar Pribumi.
NARASI
“UAS DIZALIMI, SULTAN BRUNEI : “AKAN KAMI BOIKOT SELURUH BISNIS HONGKONG DI BRUNEI”
Insiden pengusiran Ustadz Abdul Somad dari Hongkong membuat Sultan Hassanal Bolkiah marah besar. Pada wawancara dengan media setempat, Sultan Hassanal Bolkiah menyayangkan sikap Hongkong dan juga pemerintah Indonesia yang terkesan menutup mata.
“Kalau Indonesia tidak bisa melindungi ulamanya sendiri, biar kami yang turun tangan. Akan kami boikot seluruh bisnis Hongkong di Brunei,” kecam Sultan Brunei.” (selengkapnya di poin (2) bagian REFERENSI).
PENJELASAN
Klaim di bagian “Pada wawancara dengan media setempat” tidak menyertakan sumber informasi kejadian (wawancara) dan “media setempat” seperti yang diklaim, tidak ada informasi sumber jelas yang bisa diverifikasi untuk memeriksa validitas informasi yang disampaikan. Tipikal hoax yang menggunakan teknik AtA (Appeal to Authority).
REFERENSI
(1) https://goo.gl/HrWu5T, tentang teknik “Appeal to Authority”: “Dalam kerja jurnalistik pernyataan narasumber lazimnya diverifikasi terlebih dahulu dan diberi penjelasan dalam kapasitas apa narasumber memberikan pernyataannya. Pernyataan tersebut mestinya diuji dengan pertanyaan-pertanyaan seperti, apa bukti dari pernyataan tersebut? Dalam konteks bagaimana narasumber bisa mendapat informasi tersebut?”.
.
(2) https://goo.gl/qubb7S, “UAS DIZALIMI, SULTAN BRUNEI : “AKAN KAMI BOIKOT SELURUH BISNIS HONGKONG DI BRUNEI”
Insiden pengusiran Ustadz Abdul Somad dari Hongkong membuat Sultan Hassanal Bolkiah marah besar. Pada wawancara dengan media setempat, Sultan Hassanal Bolkiah menyayangkan sikap Hongkong dan juga pemerintah Indonesia yang terkesan menutup mata.
“Kalau Indonesia tidak bisa melindungi ulamanya sendiri, biar kami yang turun tangan. Akan kami boikot seluruh bisnis Hongkong di Brunei,” kecam Sultan Brunei.
Kejadian pengusiran itu terjadi ketika Ustad Abdul Somad hendak memenuhi undangan pengajian warga Indonesia di Hongkong, Minggu, (23/12).
Ustad Abdul Somad mengaku, dirinya tidak mendapat alasan jelas, kenapa pihak keamanan Bandara Hongkong memulangkanya dengan paksa.
Kejadian tersebut berawal ketika Abdul Somad dan rombongan mendarat di Hongkong sekitar pukul 16.00 waktu di sana (atau pukul 15:00 WIB). Selepas keluar pintu pesawat sudah ada beberapa orang petugas menghadang penceramah asal Riau tersebut.
Diketatuhi, Ustad yang terkenal lewat karena gaya penyampaian kajian ilmu fiqihnya itu, tiba di Bandara Hongkong sekitar pukul pukul 15:00 WIB.
Lalu kemudian ustad asal Pekanbaru itu keluar menuju pintu pesawat namun disana ia dihadapkan dengan petugas yang menghadangnya.
“Begitu sampai ada beberapa orang menunggu keluar dari pintu pesawat, saya dipisah,” ujarnya.
Setelah dipisah dengan romobongannya, Ustad Somad dibawa ke dalam sebuah ruangan di dalam bandara tersebut. Di dalam ruangan itu petugas mengintrogasi Abdul Somad dengan banyak pertanyaan dan menggeledah barang-barang dirinya.
“Diminta agar buka dompet, semua diperiksa, kartu-kartu dan mereka cek semua surat-surat, kemudian dia (petugas) liat HP liat nomer-nomer kontak,” ujar Abdul Somad.
Dalam penggeledahan tersebut petugas bandara juga sempat mencurigai keterlibatan Abdul Somad dalam sebuah ormas. Namun hal itu dia bantah langsung. Penceramah ini menjelaskan bahwa dirinya tidak ada keterkaitan apapun dengan politik maupun ormas.
“Saya bilang saya seorang dosen, kemudian saya sebutkan satu-satu universitas tempat saya mengajar,” lanjut Abdul Somad.
Penggeladahan terhadap Abdul Somad terjadi kurang lebih selama 30 sampai 45 menit. Setelah penggeledahan selesai, petugas tersebut langsung mengantar kembali Ustad Somad ke dalam pesawat yang ditumpanginya saat datang ke Hongkong.
Ustad Somad pun diminta kembali ke Indonesia tanpa alasan yang jelas. “Saya tanya kenapa? Dia bilang kita belum bisa memberi izin untuk masuk tanpa menyebut alasan,” kata Ustad. (bbs)”.
.
(3) https://goo.gl/zwd2C5, salah satu lokasi tautan dari foto yang digunakan.
.
(4) https://goo.gl/P752Hh, salah satu berita yang menampilan foto tersebut: “Magnificent wedding for Brunei prince
The super-rich Sultanate of Brunei has seen the most lavish wedding of the year. Prince Abdul Malik tied the knot with IT expert Dayangku Raabi’atul ‘Adawiyyah Pengiran Haji Bolkiah in a ceremony that lasted 11 days.
The Sultan and Shariah law
In May 2014, Sultan Hassanal Bolkiah began introducing Islamic Shariah law into the legal system. The Sultan, who is head of state and government and concurrently Prime Minister, Defense Minister and Finance Minister, also sees himself as the main custodian of religious beliefs in Brunei. For years he has been taking steps towards a more orthodox interpretation of Islam.”.
Sumber: https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/576325769366629/