Bukanlah penggerebekan terkait kasus narkoba, melainkan kejahatan siber. Dengan kata lain, peristiwa penggerebekannya benar terjadi, akan tetapi delik perkaranya yang salah.
Narasi:
Postingan akun Jefri Hasiholan memposting tiga foto dan sebuah video disertai narasi. Berikut narasinya:
Up date!
Selasa 14 Maret 2017 Penggerebekan Narkoba 1.3 Ton terhadap 62 org China laki2 dan perempuan di perumahan PIK (Pantai Indah Kapuk) Jakarta Utara, penggerebekan di lakukan oleh Aparat kepolisian, TNI, LSM dan Masyarakat,
Mereka ini tidak pantas di sebut manusia, mereka dajjal2 di akhir Jaman, hancur sudah generasi muda bangsa kita
Penjelasan:
Postingan yang diangkat oleh Jefri Hasiholan sebenarnya bukan peristiwa penggerebekan narkoba. Peristiwa tersebut adalah penggerebekan jaringan cyber crime atau kejahatan siber asal Taiwan.
Pada penggerebekan tersebut, polisi mengamankan 63 warga negara Taiwan dan seorang warga negara Indonesia. Berikut kutipan beritanya:
[…]Penyidik Polda Metro Jaya menggerebek sarang sindikat cyber crime atau kejahatan siber asal Taiwan. Dalam penggerebekan itu, polisi mengamankan 63 WN Taiwan dan 1 WNI.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, penggerebekan pada Kamis siang dilakukan di tujuh lokasi di Jakarta. Target kejahatan sindikat ini adalah warga Taiwan dan China.
“Para sindikat ini awalnya mendapatkan data-data nasabah bank di China dan Taiwan. Mereka kemudian menghubungi para target dengan menyamar seolah-olah dari instansi penegak hukum di Taiwan,” ujar Argo di Jakarta, Kamis (9/3/2017).
Argo menerangkan, sindikat ini memiliki peran berbeda-beda untuk melancarkan aksinya. Ada yang mengaku sebagai petugas bank, polisi, hingga jaksa. Mereka kemudian menuding para korbannya tengah terjerat kasus pidana.
“Setelah korbannya ketakutan, sindikat ini menawarkan untuk menghentikan kasusnya dengan syarat mengirimkan sejumlah uang,” tutur dia.[…]
Lokasi penangkapan sindikasi tersebut berbeda-beda. Ada lima lokasi penangkapan dan polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Berikut kutipan beritanya:
[…]Tersangka tersebut diamankan dari lokasi yang berbeda-beda. Di lokasi pertama, yakni Jalan Manyar 4, Penjaringan, Jakarta Utara diamankan 32 WN Taiwan terdiri dari 27 pria dan 5 wanita. Polisi juga menyita barang bukti berupa 25 paspor Taiwan, 45 telephone line, 6 laptop, 45 VPN Caller, dan 2 HT.
Tak jauh dari lokasi pertama, yakni di Jalan Manyar 7, Penjaringan, Jakarta Utara diamankan 4 orang terdiri dari 2 pria dan 2 wanita. Di lokasi kedua ini, polisi menyita barang bukti berupa 5 paspor, 1 laptop, 6 ponsel, 5 buku tabungan, 1 unit decoder CCTV, 4 kartu identitas Taiwan, 1 tas, 1 kalung, dan 2 lembar dokumen berbahasa China.
Kemudian 20 WN Taiwan terdiri dari 16 pria dan 4 wanita diamankan di Hotel 88 Mangga Besar, Jakarta Pusat. Polisi juga menyita barang bukti berupa 9 paspor, 3 laptop, dan 15 ponsel.
Polisi kemudian mendatangi sebuah rumah di Jalan Kemang, Jakarta Selatan. Namun rumah tersebut dalam keadaan kosong. Padahal menurut informasi yang diterima kepolisian, sindikat penipu asal Taiwan ini sempat mendatangi rumah tersebut.
Lokasi kelima, polisi berhasil mengamankan 3 WN Taiwan terdiri dari 2 pria dan 1 wanita di Apartemen Best Western Mangga Dua, Jakarta Pusat. Di sini, polisi menyita barang bukti berupa 1 laptop, 1 iPad, 6 ponsel, uang tunai Rp 25 juta, dan mata uang yuan 46 lembar masing-masing senilai 100 yuan.[…]
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peristiwa penggerebekan tersebut bukanlah penggerebekan terkait kasus narkoba, melainkan kejahatan siber. Dengan kata lain, peristiwa penggerebekannya benar terjadi, akan tetapi delik perkaranya yang salah. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bila narasi yang disebarkan oleh akun Jefri Hasiholan termasuk ke dalam disinformasi.
Referensi: