HOAX: Vaksin kanker serviks pada anak-anak SD akan menyebabkan menopause dini.
Kabar bohong ini beredar melalui grup-grup WhatsApp. Penyebarnya menyatakan pemberian vaksin kanker serviks atau HPV pada anak-anak usia SD adalah sebuah keanehan. Kenapa tidak diberikan pada perempuan yang sudah aktif melakukan kegiatan seksual. Jadi penyebar hoax menduga pemberian vaksin HPV adalah sebuah upaya untuk menekan populasi bangsa Indonesia karena adanya agenda manusia China untuk Indonesia.
Selain itu, di Amerika Serikat, vaksin HPV kurang laku karena harganya mahal. Sementara vaksin HPV digratiskan oleh Pemprov DKI Jakarta memakai dana APBD.
FAKTA: Vaksin HPV pada anak SD tidak menyebabkan menopause dini
Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Elizabeth Jane Supardi mengatakan usia paling optimal untuk melakukan imunisasi kanker serviks adalah antara sembilan hingga 13 tahun. Sehingga pemerintah Indonesia mewajibkan imunisasi diberikan kepada murid kelas 5 dan 6 SD.
Menurut dr Jane imunisasi HPV mampu mencegah kanker serviks 100%. Syaratnya dilakukan dua kali kepada perempuan yang belum berhubungan seks. Jika diberikan pada perempuan yang sudah aktif secara seksual maka efektivitas vaksin makin turun karena potensi terjangkit virus HPV pada kelompok ini lebih tinggi.
Amerika Serikat merekomendasikan vaksinasi HPV diberikan kepada anak pra-remaja berusia 11 hingga 12 tahun, sedang di Inggris diberikan ke anak perempuan usia 12 hingga 13 tahun. Mayoritas negara-negara Eropa Barat merekomendasikan vaksin diberikan kepada anak usia 12 tahun.
dr Jane menyebutkan berdasarkan data WHO, tidak ada satu laporan pun yang menyebutkan imunisasi HPV menyebabkan menopause dini ( primary ovarian failure).
Di Indonesia, program imunisasi HPV adalah inisiatif dari Kementerian Kesehatan dengan target akan dilakukan secara nasional. Pada tahap awal, vaksinasi HPV diujicobakan di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta karena kedua kota ini dianggap yang paling siap. Meski beberapa kabupaten di Bali dan kota Surabaya sejak dua hingga tiga tahun yang lalu sudah menggunakan APBD untuk vaksinasi HPV gratis.
Harga vaksin HPV sangat mahal, sekitar Rp 700.000 per dosis. Namun ini jauh lebih kecil di bawah biaya perawatan kanker serviks di rumah sakit, jadi tergolong cost-effective.
Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Berdasarkan data WHO, diperkirakan ada 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker serviks. Sehingga penting sekali dilakukan pencegahan sejak dini.
Beberapa pemberitaan tentang program vaksinasi HPV pada anak SD bisa dilihat pada tautan di bawah ini:
- http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-38131404
- https://news.detik.com/berita/d-3356564/ini-penjelasan-dinkes-dki-soal-kabar-vaksin-hpv-sebabkan-menopause-dini
- http://health.kompas.com/read/2016/11/26/101200923/mengapa.vaksin.hpv.diberikan.pada.anak.usia.sd.
- http://www.alodokter.com/ini-pentingnya-vaksin-kanker-serviks
- http://bidanku.com/pentingkah-melakukan-vaksin-kanker-serviks
Penjelasan tentang vaksin HPV dalam Bahasa Inggris terdapat pada tautan di bawah ini:
- http://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv-vaccine-young-women.htm
- https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/infectious-agents/hpv-vaccine-fact-sheet
Sumber pembahasan pada Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax:
https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/379424312390110/?hc_location=ufi